Minggu, 09 November 2008

9 Cara Ampuh Hadapi Balita

Bayi yang baru lahir bagaikan kain yang mulus dan bersih. Ibarat sebuah kanvas putih, Anda memegang piring berisi penuh cat beraneka warna dan kemudian mulai berpikir, bagaimana harus mulai melukis dan memilih warna sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang indah. Nah, agar kanvas putih bersih tadi bisa menjadi lukisan yang indah, ada banyak hal yang sebaiknya kita lakukan

1. Selalu memberi contoh yang baik
Sejak lahir, anak sudah memerhatikan dan menanti untuk belajar. Setiap gerakan, suara, dan sentuhan, menjadi bagian dari pengalaman hidupnya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk memberinya pelajaran agar perilakunya yang tak baik bisa diubah. Hanya perlu diingat, akan lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengubah perilakunya setelah sekali dipelajarinya. Jadi, beri selalu contoh yang baik.

2. Bayi membutuhkan banyak perhatian dan cinta kasih
Memberi perhatian hanya ketika bayi menangis akan membuat tangisnya lebih keras. Dengan kata lain, lewatkan waktu sebanyak-banyaknya dengan si kecil dengan menggendongnya, menyanyikan lagu, bermain bersama, dan sebagainya. Perbanyaklah perilaku yang positif dan hilangkan yang negatif. Jika bayi bangun dari tidur dan Anda mendengar dia bergerak, pindahkan sebelum dia mulai menangis.

Jika menunggu sampai dia menangis, pasti dia akan menangis lebih keras dan lebih cepat di lain kesempatan. Jika dia telah mulai menangis, tunggu di luar pintu sejenak sampai dia agak tenang, baru masuk. Dengan demikian, bayi akan merasa dan belajar, Anda hanya akan masuk pada saat keadaan tenang.

3. Reaksi orang tua atas perilaku anak
Pernah, kan, Anda melihat di taman bermain tiba-tiba seorang anak melemparkan pasir ke temannya dan mengenai mata si teman? Atau si kecil memukul, menendang temannya? Nah, reaksi pertama dari kebanyakan orangtua adalah menekuk muka, kaget, lari secepatnya untuk memeluk anaknya, melindunginya dari bahaya.

Dari gambaran ini terlihat, reaksi orangtua berbeda-beda. Pernahkah Anda perhatikan, sebetulnya anak tidak menangis ketika dinakali temannya dan baru meledak tangisnya ketika dia melihat muka ibunya? Jika Anda dapat bersikap tenang, maka anak pun akan tetap menjadi tenang.

4. Hentikan Teriakan
Terkadang, anak berteriak, entah karena bertengkar atau menginginkan sesuatu lalu memanggil Anda dengan suara lantang. Tak ada salahnya satu saat, ketika ia berteriak lagi, datangi anak lalu berlutut di hadapannya.

Tatap matanya lalu katakan, "Kuping Mama sakit mendengar teriakanmu. Mama juga tak mengerti apa yang ingin kamu katakan kalau kamu bicara sekeras itu. Coba, deh, omong biasa dengan suara yang manis, pasti Mama bisa dengar dan mengerti keinginanmu." Setelah itu, tinggalkan anak. Nah, ketika si kecil sadar bahwa ia tidak diperhatikan atau dipenuhi keinginannya, ia akan berhenti berteriak.

5. Alihkan Perhatian
Jangan melihat sebagai sebuah hukuman jika Anda membawa si kecil ke kamarnya untuk sesaat ketika ia mengamuk. Mengalihkan sesaat perhatiannya adalah hal yang baik untuk mengubah perilaku negatif anak. Ketika ia rewel di restoran, misalnya, bawa anak keluar sejenak. Hal ini dapat Anda lakukan hingga anak berusia 2 tahun. Cari tempat yang tak ramai agar anak tenang. Jelaskan padanya, Anda tak menyukai perilakunya dan katakan apa yang Anda inginkan darinya.

6. Pentingnya Tidur Siang
Anak balita sangat memerlukan waktu untuk tidur dan setiap perubahan dari rutinitasnya akan mengakibatkan perilaku yang tidak diharapkan. Buatlah jadwal berbelanja, ke mal, mengunjungi teman, pada jam-jam yang sesuai dengan anak. Ingat, jika Anda mengubah jadwal, Anda dan si kecil akan menderita. Dia rewel karena ngantuk, Anda pun tak bisa leluasa berbelanja.

7. Puji Perilaku Positif
Jangan hanya mudah menghukum anak, tapi sirami ia dengan pujian pula jika menunjukkan tingkah laku yang baik. Dengan cara ini, anak akan terdorong untuk selalu berperilaku baik karena pujian dirasakannya sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membuatnya merasa diperhati-kan. Ingat, perhatian sangat berarti. Sekecil apa pun anak Anda.

8. Aturan Mudah & Konsisten
Anak-anak dapat mulai belajar mengenal peraturan seperti mengembalikan mainan pada tempatnya sehabis bermain, berbicara dengan sopan dan pelan di meja makan, sejak usia yang sangat dini. Coba buat aturan (yang tidak terlalu ketat) jika memungkinkan dan tetaplah konsisten. Misalnya, jangan izinkan dia mengambil mainan lain dari boks mainan sebelum dia mengambil mainan yang ada di lantai.

9. Santai
Nikmati waktu saat ini dan nikmati pengalaman menjadi orangtua. Pahami pula, Anda kerap harus terantuk sebelum menemukan jalan dan cara terbaik untuk mendidik anak. Anda pun harus merasa beruntung karena di zaman yang serba modern ini, bisa mendapatkan pengetahuan dari mana saja. Beda dengan orangtua kita zaman dulu yang sukses menjadi orang tua yang baik tanpa panduan dari buku, psikolog anak, dan lainnya


Read More......

Lindungi Usus Si Kecil dengan Susu Probiotik

SAAT anak tumbuh dan berkembang, ia gemar bereksplorasi dan memuaskan rasa keingintahuannya, salah satunya dengan memasukkan benda-benda yang dipegang ke dalam mulutnya. Ini tentu akan membuat orangtua khawatir

Kuman penyakit yang bisa berada di mana saja dan kapan saja pasti juga ada pada benda-benda yang dipegang si kecil. Mulut dan saluran pencernaan adalah gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Karenanya saluran cerna sangat penting untuk dilindungi. Bila bakteri jahat masuk dan tumbuh subur di usus, dapat menyebabkan tidak maksimalnya produksi imunitas dan juga asupan nutrisi yang dibutuhkan si kecil. Akibatnya si kecil menjadi mudah sakit dan pertumbuhannya terhambat.

Saluran pencernaan si kecil akan selalu sehat apabila di usus terdapat probiotik (bakteri baik) dalam jumlah dominan, seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus. Probiotik akan menekan bakteri jahat seperti Staphylococcus, Salmonella,Enterococcus, Clostridium dan Coli agar tidak berkembang biak di usus.

Manfaat probiotik antara lain, melindungi permukaan usus sehingga mencegah bakteri jahat bertumbuh di usus, menjaga keseimbangan ekosistem usus dengan menekan bakteri jahat dari luar dan dalam tubuh, modulasi imunitas (memperkuat imunitas alami, daya tahan tubuh dan mengontrol iritasi usus) dan memberikan efek positif pada metabolik (pemanfaatan nutrisi, produksi asam lemak rantai pendek dan meningkatkan laktosa).

Probiotik banyak terdapat di kandungan susu bubuk. Mengapa di susu bubuk? Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB, menyebutkan, untuk mencukupi kebutuhan nutrisi, probiotik harus dapat dikonsumsi dalam keadaan hidup dan stabil, sehingga mencapai saluran cerna dalam keadaan hidup pula.

Dalam hal ini susu bubuk yang kering, dapat membuat probiotik tetap hidup dalam kondisi dorman (setengah tidur). Dalam susu ini pula probiotik dapat bertahan hingga 15 bulan tanpa refrigerator, mudah diolah dandistribusi, dan memberi nilai plus dari semua kebaikan susu. Probiotik akan kembali bekerja maksimal jika dikonsumsi langsung dengan air hangat 45 derajat selsius.

Untuk itu, jika ingin si kecil tumbuh sehat, harus dimulai dengan usus yang sehat, agar produksi imunitas dan asupan nutrisi menjadi maksimal sehingga meningkatkan daya tahan tubuh dan pertumbuhan otak, dan akhirnya membuat si kecil menjadi bahagia.



Read More......

Posisi tidur terbaik untuk ibu hamil

Pada kehamilan trimester awal ibu hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi apapun, yang penting dapat memberikan rasa nyaman untuk ibu. Pada awal kehamilan, ukuran janin masih kecil sehingga tidak banyak

memberikan masalah pada sang ibu. Namun, seiring dengan perkembangan janin, maka perut ibu hamil akan membesar juga. Sehingga, posisi tidur yang biasanya nyaman menjadi tidak enak lagi.


Sebenarnya posisi tidur yang baimana yang dapat membahayakan sekaligus menyebab kan keguguran bayi? Berikut ini beberapa posisi tidur yang tidak dapat dipraktekkan oleh ibu hamil:
TIDUR DENGAN POSISI TENGKURAP

Posisi ini tidak dianjurkan Untuk ibu hamil, tapi biasanya pada kehamilan trimester pertama memang sebenarnya masih aman. Namun, adanya pembesaran payudara dan juga payudara lebih sensitif akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur tengkurap.


Pada saat dimana perut anda sudah mulai membesar (awal 14 minggu), tidur dengan posisi tengkurap menjadi sangat tidak dianjurkan. Selain karena tidak nyaman karena anda harus menyokong paha dengan bantal untuk dapat tidur tengkurap karena perut yang mulai membesar, posisi ini juga juga membahayakan janin.


TIDUR DENGAN POSISI TELENTANG

Posisi tidur ini dianjurkan untuk ibu hamil yang usia kehamilannya belummencapai 16 minggu. Memasuki minggu ke 16 ibu hamil sebaiknya tidak tidur telentang. Sebab, dengan tidur posisi telentang anda meletakkan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior.


Tidur posisi ini dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir, dan gangguan pencernaan, dan menganggu pernafasan dan sirkulasi. Selain itu, jika tidur terlentang pada trimester ke dua dan tiga berpengaruh pada tekanan darah. Untuk beberapa wanita, menyebabkan penurunan tekanan darah yang membuat mereka merasa pusing, sedangkan pada sebagian yang lain, malah meningkatkan tekanan darah.


Pada kasus kehamilan dengan tekanan darah tinggi tidur dengan posisi telentang sangat TIDAK dianjurkan.

POSISI MIRING KE KANAN

Posisi tidur ini bisa jadi membuat anda nyaman. Tapi, janin tidak akan merasakan hal yang sama. Hal itu disebabkan karena dia akan menggantung karena posisinya yang terletak di rahim sebelah kiri. Sehingga dalam posisi tidur miring ke kanan keadaan janin akan menggantung. Anda dapat tidur dengan posisi ini pada saat awal waktu tidur anda, setelah itu rubahlah posisi anda dengan tidur miring ke kiri.


POSISI MIRING KE SISI KIRI

Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi sangat dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi ini. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu hamil yang memasuki usia trimester II.

Posisi ini memberi keuntungan untuk anda dan bayi anda. Janin dalam kandungan akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta. Untuk sang ibu, posisi ini dapat membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu. Sehingga, mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan.


Read More......

Tips merawat bayi

Membersihkan Telinga.
Membersihkan telinga bayi tidak serumit yang anda duga. Yang penting, anda tetap tenang meski si kecil selalu menggerak-gerakkan kepalanya. Anda tidak perlu memasukkan bola kapas atau kapas berantai ke dalam lubang telinganya

Cukup bersihkan bagian luar serta daun telinga si kecil.
Telinga bayi sebaiknya di bersihkan dengan cara:

Lakukan bersamaan waktu ia mandi.Basahi waslap dengan air hangat dan beri sabun bayi sedikit. Angkat sedikit kepala si kecil, lalu usap daun telinga serta bagian belakang telinganya. Bilas sampai bersih.Gunakan kapas bulat atau kapas berantai yang dicelup air hangat, lalu bersihkan bagian luar hingga lubang telinga si kecil, termasuk ceruk-ceruk ( lekukan) pada daun telinganya.Keringkan dengan handuk kecil lembut.Cairan lilin di telinga si kecil sebenarnya normal, bahkan berguna sebagai penghalang masuknya kotoran dari luar. Jadi, tak perlu terlalu dirisaukan, kecuali kotoran itu sampai mengeras dan menutupi lubang telinga si kecil.

Membersihkan Mata.
Adakalanya, mata si kecil terlihat redup dan terdapat kotoran menempel di kelopaknya. Jangan khawatir, mudah kok membersihkannya.

Bersihkan mata si kecil bersamaan dengan waktu mandinya, atau setiap pagi dan sore hari.
Sebelum membersihkan, bersihkan dulu tangan anda agar kalau ada kuman di sana tidak berpindah ke mata si kecil.Gunakan kapas bulat yang sudah dicelup air hangat.Usapkan perlahan mata si kecil (lakukan dari arah tengah ke luar). Jangan bolak-balik.Ganti kapas setiap kali usap. Selain agar kotoran mata yang menempel di kapas tak mengenai matanya lagi, juga agar mata si kecil tidak terkontaminasi kuman dari satu ke mat yan lain.Terkadang air mata si kecil terus menerus keluar. Hal ini karena ada sumbatan di saluran air mata. Atasi dengan memijat secara halus bagian pangkal hidung si kecil.
Penting diingat! Kalau kotoran mata si kecil tak juga hilang meski selalu dibersihkan, segera bawa ke dokter, karena bisa jadi matanya terinfeksi kuman.



Read More......

Kesalahan Ibu Baru Dalam Merawat Bayi

Menjadi orang tua amat membahagiakan sekaligus membuat Anda gugup. Dibalik rasa bahagia, berputaran pertanyaan-pertanyaan seperti, “Bagaimana saya menjalani peran baru ini? Apa yang harus saya lakukan dalam merawat si kecil?”.

Sebagai ibu baru, Anda tentu ingin melakukan yang terbaik buat si buah hati. Namun, secara tak sadar, Anda kerap melakukan hal-hal yang mestinya bisa Anda hindari. Berikut hal yang biasa dilakukan ibu baru. Jangan tiru, hindarilah!

1. Terlalu mendengar nasihat orang lain

Dalam minggu-minggu pertama sebagai ibu baru, Anda merasa gugup. Anda memerlukan betul masukan dari orang-orang di sekitar yang Anda kenal baik. Orang-orang di sekitar Anda pun cenderung memberi nasihat kepada orang tua baru seperti Anda. Ibu mertua, wah ini dia, mungkin menasihati agar Anda sebaiknya tidur dengan bayi Anda. Sebaliknya, kakak kandung Anda melarangnya. Anda pun bingung dibuatnya.

“Jika mengikuti setiap nasihat orang lain, Anda menghilangkan semua daya kreativitas Anda.” Ingatlah, intuisi sebagai orang tua adalah petunjuk terbaik bagi langkah yang akan Anda ambil.

2. Mengharap pasangan mengerti kelelahan Anda

Setelah hari yang panjang dalam merawat anak (menyusui, menggendong, mengganti popok dan sebagainya), Anda merasa semestinya pasangan mengerti kelelahan Anda. Anda tampaknya perlu sepakat dengan pasangan untuk berbagi tugas dalam mengurus si kecil. Jangan pula lupa menyempatkan pergi berdua untuk lebih mendekatkan hubungan Anda dan pasangan.

3. Berkorban tiada batas

Menyediakan waktu untuk diri sendiri perlu bagi ketenangan jiwa. Memang, Anda wajib merawat si kecil yang masih amat tergantung pada Anda. Tapi bukan berarti Anda tak boleh melakukan hal lain yang menyenangkan. Misalnya, menelepon teman lama atau keluar rumah untuk berbelanja atau berolahraga.

Walaupun Anda merasa nyaris tak ada waktu untuk diri sendiri, curilah waktu barang satu-dua jam untuk melakukan hobi yang Anda senangi. Mendengarkan musik, misalnya.

4. Tidak percaya pasangan dapat merawat anak

Melihat suami memandikan si kecil, mungkin terbersit rasa khawatir, “Bisa enggak sih dia mandiin?” Anda merasa lebih punya hak dan lebih terampil dalam mengasuh anak. Daripada memberi kritik, memberi perintah atau mendekat setiap kali suami merawat anak, lebih baik biarkan pasangan melakukannya sendiri. Mengasuh si kecil berdua tentu lebih menguntungkan daripada sendiri.

5. Cepat cemas

Wajar saja jika si kecil kadangkala tertular penyakit ringan seperti batuk, diare, dan demam. Hal ini tak perlu membuat Anda cemas berlebihan, seakan ia terserang penyakit yang tak dapat disembuhkan. Sebaiknya, sadari bahwa orang tua tidak dapat mengontrol semua kehidupan anak. Ia sakit bukan berarti Anda lalai mengurusnya. Yang penting dilakukan, belajarlah dari setiap kondisi yang Anda hadapi, jangan panik, santai saja.

6. Membandingkan anak Anda dengan anak lain

Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Sebaiknya jangan pernah membanding-bandingkan kecerdasan atau pertumbuhan anak Anda dengan anak orang lain. Masing-masing bayi berkembang sesuai kematangannya. Sepanjang pertumbuhannya masih berada di skala normal (yang bisa dilihat di Kartu Menuju Sehat), Anda tak perlu cemas.



7. Tidak tidur siang

Mungkin Anda sering mendengar nasihat ini: tidur siang saat si kecil juga tidur. Ini benar! orang tua baru kehilangan waktu tidurnya sebanyak 400 - 750 jam dalam 1 tahun pertama usia anaknya. Istirahat yang cukup membuat jiwa dan pikiran lebih tenang. Ini pun dapat membuat Anda lebih santai mengasuh si kecil.

8. Membuang uang untuk keperluan anak

Melihat lucunya si kecil, rasanya Anda ingin mendandaninya setiap waktu. Tak sadar, Anda menghabiskan uang untuk membeli keperluan anak seperti baju, sepatu, dan topi. Jika ingin belanja keperluan bayi, lebih baik Anda bertanya pada orang tua lain yang lebih berpengalaman. Mereka bisa memberitahu, misalnya, jangan terlalu banyak membeli baju karena badan si kecil toh bertumbuh terus.




Read More......